Metode Pengajaran Rasulullah dengan Perbandingan dan Tamsil

Saat ada materi yang sulit dipahami, Rasulullah menghadirkan materi serupa yang bertujuan agar sahabat dapat memahami maksud beliau. Begitu majelis Rasulullah selesai, maka seluruh sahabat dapat memahami.

Hadist 1
Seorang wanita dari Juhainah mendatangi Nabi dan berkata, “Ibuku bernazar untuk haji, namun ia meninggal sebelum sempat berhaji. Apakah aku boleh menghajikannya?” Rasulullah menjawab, “Ya. Bukankah jika ibumu berhutang maka engkau wajib melunasinya? Maka hak Allah lebih berhak untuk dilunasi.”

-Rasulullah menghadirkan contoh kasus lain yang lebih jelas untuk menjawab kasus yang ditanyakan.
-Faidah: seorang guru harus memiliki banyak stok tamsil untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang sulit. Jangan sampai pelajaran telah berakhir, namun masih ada murid yang belum paham.

Hadist 2
(HR Muslim dari Abu Dzar)
Beberapa sahabat (yang miskin) mendatangi Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya shalat mendapatkan pahala yang lebih banyak. Kami shalat, mereka shalat. Kami puasa, mereka juga puasa. Sedangkan mereka bersedekah dengan harta, sedangkan kami tidak bisa.” Rasulullah menjawab, “Bukankah tiap takbir, tahmid, dll adalah sedekah? Bahkan dalam menjimak istri kalian pun ada sedekah.” Para sahabat berkata, “Apakah dalam menyalurkan syahwat kami ada sedekah/pahala?” Rasulullah menjawab, “Ya, bukankah jika kau menaruhnya di tempat yang haram engkau mendapatkan dosa?”

-Para sahabat bukan iri, melainkan ghibthoh dalam hal harta, dan ini diperbolehkan.
-Rasulullah hendak memacu agar para sahabat lebih giat lagi dalam beramal shalih. Rasulullah membuka potensi kebaikan-kebaikan lain (takbir, tahmid, dll), yang jika dilakukan maka dapat menyaingi sedekah para sahabat yang memiliki harta.
-Dalam riwayat lain, hadist ini ada lanjutannya. Ternyata, para sahabat yang kaya mendengar apa yang Rasulullah ucapkan, sehingga mereka pun memperbanyak takbir, tasbih, dll juga. Para sahabat yang miskin ini pun mengadu lagi pada Rasulullah. Kemudian Rasulullah menjawab, “Dzalika fadlullahi yu’tihi man yasya’ (itulah karunia yang Allah berikan pada orang yang Allah kehendaki).” Jawaban ini memutus rasa penasaran para sahabat. Rasulullah tidak menjawab dengan ucapan semisal, “Itu nasib kalian,” atau “Orang yang kaya itu lebih beruntung.”

Hadist 3
(HR Tirmidzi dari Saad bin Abi Waqqash)
Saya mendengar Nabi ditanya tentang permasalahan jual-beli kurma basah dengan kurma kering. Nabi bertanya, “Apakah kurma basah berkurang kadar/bobotnya ketika kering?” Sahabat menjawab, “Ya.” “Kalau begitu dilarang,” Ucap Rasulullah.

-Rasulullah sebenarnya sudah tahu jawaban dari pertanyaan beliau. Akan tetapi, tujuan beliau bertanya ialah untuk memberikan pemahaman pada sahabat akan alasan pengharaman jual beli tersebut.
-Tidak boleh menjual sesuatu yang sama jenisnya namun berbeda nilai harganya.
Faidah:
-Guru dapat mengajukan pertanyaan yang dapat menyelesaikan persoalan murid.

Kajian Ar-Rasul Al-Mu’alim Guru Kuttab Al-Fatih Depok
Ust. Rofiq Hidayat, Lc.
15 April 2015

Leave a comment